Ikatlah Ilmu Yang Kamu Miliki Dengan Menulis, Ingatlah Ilmu Yang Kamu Miliki Dengan Berbagi

Selamat Datang di Pojok Ocehan Aa Dadi

Mengapa blog ini menggunakan nama Pojok Aa Dadi? Pojok dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat bertemunya dua garis atau dua sisi. Namun, dalam dunia surat kabar “pojok” diartikan sebagai lajur di sudut surat kabar tempat karangan pendek berisikan hal-hal humoris, tetapi mengandung kritik atau sindiran. Jadi Pojok Aa dadi mengartikan tempat bertemunya Saya dengan Kawan-kawan saya, disuatu tempat yang sangat sunyi (dalam hal ini dunia maya) untuk saling mendiskusikan segala permasalahan kehidupan di Indonesia. Dan, sebagai tempat untuk saling membagikan informasi, baik formal maupun informal. Pojok Ocehan Aa Dadi tidak hanya berisi ocehan Saya saja. Tetapi Saya akan mengajak Kawan-kawan bersama-sama membahas hal-hal yang sangat menarik dan up to date mengenai kehidupan sosial Indonesia yang sangat beragam. Salam Cerdas dan Sukses AA Dadi

Jumat, 19 April 2013

Langkah Mudah Menggunakan Kamera DSLR





Menggunakan kamera DSLR sebenarnya mudah apabila kita mau mempelajari dan mempraktekannya secara terus menerus sebagai upaya mengasah insting fotografi kita, serta menimbulkan sense of art dalam diri kita.
Untuk pemula dapat memperoleh foto yang bagus, indah dan berseni bukanlah hal sulit, cukup hanya dengan mengikuti langkah berikut. Maka saya yakin siapapun dpat menghasilkan foto yang indah. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·         Setting mode kamera pada mode ‘AV [Aperture Value]
Pada mode ini besaran shutter speed akan berubah secara otomatis mengikuti nilai aperture [F] yang kita pilih, dengan begitu maka komposisi antara shutter speed dan aperture akan diperoleh secara mudah.
Aperture terbaik sebenarnya ada pada nilai F 8.0 namun apabila kita ingin memperoleh Depth on Field [situasi disekitar objek foto terlihat jelas] yang lebih panjang dan tajam maka kita dapat menggunakan nilai F 4.0
·         Gunakan ISO 100
Dengan menggunakan ISO 100 maka shutter speed yang tepat berada pada nilai di atas 1/60 agar tidak goyang [shake].
·         Gunakanlah lensa wide
Seorang pemula lebih baik menggunakan lensa wide ukuran 18-55 mm atau 17-85mm agar lebih mudah dalam menangkap objek yang diinginkan.
      Setelah semua siap maka perlu diperhatikan beberapa hal ini sebelum anda melakukan pengambilan gambar, yaitu arah datangnya matahari, background dan penentuan angle.
      Setelah itu anda bisa mencoba untuk melakukan panning [menggerakan kamera kea rah objek] bertepatan dengan melepaskan tombol shooting. Dengan begitu kita dapat memperoleh gambar objek yang jelas dengan background yang tidak jelas.
      Bagus tidaknya hasil panning tergantung kepada cepat lambatnya gerakan kita. Jika gerakan bersamaan dengan gerakan objek maka gambar yang dihasilkan akan jelas, namun apabila kamera lebih cepat atau lebih lambat maka hasilnya akan blur.
            Jadi selamat mencoba kawan, praktek dan praktek karena teori hanyalah modal awal dan tidak dapat mengasah keahlian kita.

Kamis, 18 April 2013

Langkah-Langkah Menggunakan Kamera DSLR bagi Pemula



Banyak diantara kita yang baru mengenal kamera DSLR dibuat bingung oleh banyaknya menu yang disediakan, sehingga tidak memaksimalkan hasil foto yang kita peroleh. Berikut ini saya akan membahas mengenai langkah-langkah dalam menggunakan kamera bagi pemula. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
1.      Aktifkan kamera




Mengaktifkan kamera tentunya sangat mudah yaitu dengan menekan tombol on. Setelah aktif coba cek fokus kamera dengan melihat suatu objek melalui viewfinder. Seorang pemula harus membiasakan diri untuk melihat objek foto dengan menggunakan viewfinder jangan menggunakan monitor LCD. Hal ini dimaksudkan agar mata kita terbiasa dengan viewfinder sehingga kita dapat menguasai objek yang akan kita foto.
2.      Atur menu pada kamera
Pada kamera DSLR monitor LCD biasanya berisikan menu setting untuk pengambilan foto. Sebelum kita memulai pemotretan kita harus dapat melakukan pengaturan terhadap kamera kita. Mulai dari pengaturan ISO, white balance, format gambar, diafragma, shutter speed dan ukuran gambar yang akan disimpan di memori kamera.
Kemampuan kita men-setting kamera tentunya tidak akan memberikan hasil yang memuaskan begitu saja, diperlukan pembelajaran dan praktek yang terus menerus, dimana kita akan ditantang untuk dapat meramu perpaduan antara shutter speed, aperture [diafragma/F] dan ISO.
Kemampuan mengatur shutter speed sangat menentukan dalam memperoleh foto yang baik. Ketika akan mengambil foto objek bergerak maka dibutuhkan shutter speed yang cepat agar objek terlihat jelas, sedangkan apabila memotret di tempat yang gelap maka shutter speed harus diatur selambat mungkin agar kamera dapat mengumpulkan banyak cahaya untuk menerangi objek foto.
Ketika menggunakan shutter speed rendah agar foto yang dihasilkan tidak blur karena gerakan tangan maka kita dianjurkan menggunakan tripod untuk menyangga kamera.
Setelah mengatur shutter speed, maka kita harus dapat mengatur aperture/diafragma. Ingat cara kerja aperture [biasa dilambangkan degan F] adalah semakin kecil nilai F-nya maka akan semakin besar bukaan diafragmanya ini mengartikan cahaya yang dikumpulkan akan semakin banyak sehingga objek foto akan semakin terang.
Untuk memperoleh exposure [pencahayaan] yang baik maka perlu diperhatikan penyeimbangan nilai shutter speed dan aperture, dan tentunya pemilihan ISO juga berpengaruh. Dalam memilih ISO seorang fotografer harus ekstra hati-hati, karena semakin tinggi nilai ISO maka semakin cepat reaksi sensor terhadap cahaya.
Kunci pemilihan ISO dan shutter speed, apabila anda memilih ISO yang tinggi misalkan ISO 400, ISO 1000 dll maka anda harus memilih shutter speed yang cepat. Begitu pula sebaliknya, bila anda memilih ISO rendah maka anda harus memilih nilai shutter speed yang lambat.
Penggunaan ISO rendah (ISO 64 atau ISO 800) dapat digunakan pada saat hari cerah, sedangkan ISO tinggi seperti 400, 800, 1000 dapat digunakan kepada objek gambar yang berada dalam cahaya rendah [gelap]. Jika ingin men-setting ISO yang dapat digunakan di segala jenis kondisi maka sebaiknya gunakan ISO 100 atau ISO 200.
3.      Bidik objek yang diinginkan
Setelah men-setting tingkat exposure [pencahayaan] maka saatnya bagi kita untuk mulai membidik objek yang akan difoto, disini sisi artistic kita mulai diuji. Karena pada bagian ini akan menentukan seperti apa hasil foto yang kita ambil nantinya.
Keahlian dalam menentukan angle dan sense of art kita dapat membuat sebuah objek yang biasa saja dipandang mata dapat menjadi luar biasa apabila dipandang melalui kamera.
4.      Gunakan focus otomatis
Apabila kita ingin menghasilkan foto yang sempurna, tajam dan jelas tanpa harus repot melakukan pengaturan focus, maka ada baiknya kita menggunakan focus otomatis yang sudah tersedia di dalam kamera DSLR. Kita dapat mengetahui/mencoba melihat apakah focus otomatis bekerja atau tidak dengan menekan setengah tombol shooting.
5.      Perhatikan empat element utama fotografi
Saat ‘mengeksekusi’ objek yang akan kita foto ada baiknya kita tidak melupakan keempat elemen dalam fotografi yaitu kondisi pencahayaan, komposisi, sudut pengambilan [angle] dan momen yang tepat untuk melakukanya.
Fotografi bukanlah sekedar teori saja untuk itu ada baiknya kita agar terus mempraktekan sehingga keahlian kita akan terasah. Dan yang terpenting kita mengerti mengenai fungsi dasar dari shutter speed, arpeture dan ISO sehingga dapat menghasilkan exposure yang mendukung indahnya foto yang dihasilkan.

Rabu, 17 April 2013

Dasar-Dasar Fotografi



Pengabadian suatu moment yang penting, indah dan unik sangatlah penting dalam hidup kita, karena tidak semua orang dapat menyaksikan moment tersebut, maka disitulah fungsi dasar dari fotografi. Yaitu, menyebarkan sebuah moment dalam bentuk gambar kepada manusia lain sehingga semua manusia dapat menikmati ataupun mengetahui moment tersebut. Selain itu hasil foto atas moment tersebut yang indah juga dapat menjadi sebuah karya seni yang berharga dalam hidup.
Moment-moment tersebut dapat diabadikan oleh siapa saja, salah satunya dengan menggunakan kamera DSLR. Kamera ini pada dasarnya adalah sebuah alat pendukung dalam mengabadikan sebuah moment, siapa saja dapat menggunakanya, tidak harus seorang fotografer. Yang terpenting adalah kita mengerti mengenai dasar-dasar teknik dan bagaimana cara menggunakan kamera DSLR. Tidak ada yang sulit apabila kita mau terus mencoba dan belajar, kita semua pasti bisa menjadi seorang fotografer dan menghasilkan foto yang sangat indah.
Untuk itu saya akan mencoba berbagi berbagai hal dasar dalam dunia fotografi. Perihal ini saya sadur dan saya rangkum dari berbagai sumber baik buku, artikel maupun pengalaman pribadi. Adapun hal-hal dasar yang dapat mempengaruhi hasil foto tersebut adalah:
1.      Pengaturan pencahayaan
Untuk memperoleh gambar yang tajam maka kita harus dapat mengatur pencahayaan foto, agar tidak terlalu terang ataupun terlalu gelap. Pengaturan pencahayaan dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan pada diafragma [aperture/F] semakin kecil F maka akan semakin banyak cahaya yang masuk dan begitu pula sebaliknya semakin besar F maka semakin sedikit cahaya yang masuk.
Selain itu, kita harus dapat mengatur shutter speed, dimana semakin cepat shutter speed maka cahaya yang masuk semakin sedikit. Pengaturan F dan Shutter speed harus berdasarkan kepada nilai ISO yang kita inginkan. Dimana ISO yang tinggi hanya membutuhkan sedikit pencahayaan dan ISO yang rendah membutuhkan banyak pencahayaan.
2.      Pengaturan komposisi pengambilan foto
Pengaturan ini mencakup kepada bagaimana kita melihat objek foto dari viewfinder, sehingga nantinya foto yang dihasilkan sesuai dengan apa yang kita inginkan dan terlihat di viewfinder. Pengaturan yang bagus adalah foto yang memiliki dimensi, enak dipandang mata dan memberikan pesan kepada pihak lain yang melihatnya.
3.      Angle foto
Angle foto merupakan cara kita melihat sebuah objek dengan menggunakan kamera. Pemilihan angle foto akan sangat menentukan hasil foto yang kita peroleh, semakin tepat dan baik pengambilan angle foto akan semakin baik dan unik hasilnya.
Saat ini kita mengenal beberapa sudut pengambilan foto yaitu:
·         low angle merupakan pengambilan gambar dari bawah objek foto, hasilnya akan memberikan kesan sesuatu yang megah dan menjulang tinggi.
·         Eye level, merupakan pengambilan foto dengan sudut kamera sejajar antara kamera dan objek. Hasilnya akan terlihat sama persis seperti apa yang terlihat di viewfinder dan tidak memberikan kesan apa-apa.
·         High level, merupakan pengambilan gambar yang dilakukan dari atas objek, akan memberikan hasil yang terkesan kerdil/kecil.
4.      Moment penting
Dari beberapa hal yang mempengaruhi hasil foto, moment merupakan hal yang sangat sulit diprediksi karena tidak dapat direncanakan kapan akan terjadinya. Sehingga factor keberuntungan menjadi kunci dalam hal ini.
Maksud dari moment yang tepat adalah ketika objek yang akan kita foto ‘bergerak’ sesuai dengan apa yang kita inginkan dan hal ini tentunya sangat jarang. Jadi, apabila menemukan sebuah moment maka jangan sungkan untuk langsung mengabadikanya dengan baik.
5.      Posisi pengambilan gambar
Posisi pengambilan gambar tentunya memberikan pengaruh terhadap hasil foto yang kita inginkan, untuk itu kita harus dapat merencanakan seperti apa posisi objek yang kita inginkan di dalam hasil foto tersebut.
Disarankan, apabila kita ingin mengambil foto pemandangan atau background objek yang luas dan merekam seluruh kejadian disekitar objek maka kita menggunakan posisi landscape atau kamera mendatar.
Apabila ingin menghasilkan objek yang kokoh dan berdiri tegak maka disarankan menggunakan posisi portrait.
6.      Jarak pengambilan foto
Jarak pengambilan foto dari kamera kepada objek juga akan mempengaruhi hasil dari foto tersebut. Ada beberapa jenis jarak pengambilan foto yang dikenal saat ini. Yaitu: (a) long shoot, yaitu mengambil foto dari jarak jauh sehingga objek yang diambil dapat terlihat secara keseluruhan; (b) medium shoot, yaitu mengambil dari jarak yang tidak terlalu jauh namun tidak terlalu dekat dengan objek sehingga objek yang difoto akan terlihat jelas namun juga dapat menggambarkan situasi disekitarnya; (c) close up, yaitu melakukan pemotretan dari jarak dekat dengan tujuan memperjelas foto objek yang dihasilkan.
Keenam hal dasar di atas merupakan hal yang harus diketahui dan dipahami oleh fotografer pemula untuk memperoleh hasil foto yang baik, bagus dan unik serta mampu menyampaikan pesan dari foto yang dihasilkan.

Selasa, 16 April 2013

Komponen Dasar Kamera DSLR




Setelah pada bagian pertama saya membahas mengenai apa itu kamera SLR dan DSLR serta istilah-istilah dasarnya, sekarang saya akan membahas mengenai komponen-komponen dasar yang terdapat pada kamera DSLR.
Komponen-komponen tersebut antara lain:
1.      Lensa Kamera
Ketika membeli kamera DSLR kita biasanya akan ditanya oleh penjual apakah akan membeli body kamera saja atau kit [kamera+lensa], hal ini dikarenakan kamera DSLR dapat dipisahkan antara kamera dan lensanya. Beberapa kamera DSLR dapat menggunakan lensa yang berbeda merek, dan ada yang tidak bisa sama sekali. Ada kamera DSLR yang sudah dilengkapi dengan motor autofocus ada juga yang belum memilikinya.
Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya hingga mampu mencetak gambar pada medium penangkap [film atau CCD/CMOS]. Pada bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin yaitu cincin panjang focus, cincin diafragma dan cincin focus.
Pada dunia fotografi terdapat berbagai macam lensa, diantaranya adalah:
·         Fix lens [Lensa standar], lensa normal berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
·         Wide angle lens [lensa sudut lebar], berguna untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Lensa ini membuat subjek terlihat lebih kecil daripada ukuran sebenarnya, sehingga kita dapat memotret banyak orang yang berjajar dalam satu ruangan yang sempit. Semakin pendek jarak fokusnya semakin lebar pandangannya. Lensa ini sangat tepat digunakan untuk acara seminar dalam ruangan dan pernikahan. Adapaun ukuran lensa ini mulai dari 17mm, 24mm, 28mm, dan 35mm.
·         Fish Eyes Lens [lensa mata ikan], lensa ini masuk ke dalam kategori wide angle lens dengan diameter 14mm, 15mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat dengan hasil gambar melengkung.
·         Tele lens [Lensa tele], lensa ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari wide angle lens. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek foto yang jauh, dan mempersempit sudut pandang. Lensa ini berguna untuk melakukan hunting foto terhadap objek yang jauh seperti di pegunungan, hutan, pantai dan lainnya.  Lensa ini biasanya berukuran 70mm ke atas.
·         Lensa zoom, lensa ini merupakan gabungan antara wide angle lens, fix lens dan tele lens. Ukuran lensa tidak fix misalkan antara 80-200mm, oleh karena itu lensa ini cukup flexible dan memiliki range lensa yang cukup lebar.
·         Lensa makro, lensa ini biasanya digunakan untuk memotret benda-benda yang sangat kecil.
2.      Viewfinder [pembidik]
Viewfinder merupakan komponen yang penting pada kamera DSLR, ada dua sistem bidikan kamera, yaitu: a) viewfinder type [jendela bidik yang terpisah dari lensa]; dan b) reflex type [bidikan lewat lensa].
Kamera SLR/DSLR menggunakan type yang kedua, mata seorang fotografer akan melihat melalui lensa. Hal ini dapat menghindarkan parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak dapat melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak.
3.      Jendela bidik
Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya  memuat penemuan jarak [range-finder], pilihan diafragma, shutter speed dan pencahayaan [exposure].
4.      Fokus
Merupakan bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan tidak burem.
5.      Shutter Speed
Merupakan kecepatan kamera dalam membuka dan menutup lensa, sehingga mempengaruhi banyaknya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Skala shutter speed biasanya dimulai dengan B, ¼, ½ sampai 1/1000, hal ini mengartikan kecepatan pembukaan lensa, misalkan shutter speed yang kita pilih ½ maka shutter akan terbuka selama ½ detik.
Sedangkan tanda B berarti Bulb yang mengartikan shutter akan terbuka ketika kita menekan tombol dan menutup kembali ketika kita melepas tombol shoot. Yang pelu kita ingat adalah semakin lama kecepatan shutter speed yang kita pilih semakin banyak cahaya yang akan masuk ke dalam kamera.
Speed cepat dapat digunakan untuk mengambil objek foto yang bergerak. Namun, beberapa fotografer dapat memperoleh efek foto indah dengan memainkan speed, seperti menggunakan speed lambat kepada objek foto yang bergerak maka akan memperoleh gambar objek yang kabur namun background terlihat jelas.
Atau dengan menggunakan metode panning, yaitu menggerakan kamera bertepatan dengan menekan tombol mengikuti pergerakan objek foto. Metode ini dapat menghasilkan foto yang indah, yaitu objek foto yang bergerak akan jelas terlihat namun background menjadi blur.
6.      Diafragma
Diafragma biasa dikenal dengan kata aperture, memiliki fungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera. Di kamera SLR/DSLR penulisan diafragma menggunakan lambing F, dengan skala F/2, F/2.8, F/4, F/16 dan seterusnya.
Cara bekerja diafragma ini adalah semakin kecil nilai F maka bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga cahaya yang masuk semakin banyak, dengan artian hasil foto akan terlihat lebih terang.
Diafragma kecil biasanya digunakan untuk hasil foto yang tajam baik dari depan maupun background dan biasa digunakan untuk foto landscape yang membutuhkanhasil detail.
Diafragma besar biasanya digunakan untuk hasil foto dengan subjek yang tajam dan background blur.
7.      Depth of Field
Depth of field adalah besarnya jarak antara subjek yang paling jauh maupun paling dekat yang dapat terkena fokus tajam pada sebuah foto. Misalkan kita memotret barisan manusia, maka hasilnya akan terlihat manusia paling depan dan beberapa di dekatnya akan terlihat jelas, namun semakin ke belakang foto manusia akan terlihat blur. Fungsi dari depth of field adalah mengaburkan latar belakang yang dianggap tidak sesuai dengan subjek.
8.      Pencahayan [exposure/ISO]
Merupakan kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk, exposure [ISO] diukur dengan alat yang disebut light meter. Jika ligh meter menunjukkan kekurangan cahaya maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma [F] dan memperlambat shutter speed. Namun, jika light meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita dapat memperbesar diafragma [F] dan mempercepat shutter speed.
Penggunaan ISO yang tepat adalah apabila kita menggunakan ISO yang tinggi maka kita hanya memerlukan sedikit cahaya agar gambar yang dihasilkan jelas. Sedangkan, apabila ISO rendah maka kita memerlukan cahaya yang banyak agar gambar menjadi jelas.
Demikianlah komponen-komponen dasar yang harus diketahui bagi fotografer pemula agar dapat menghasilkan gambar yang baik dan enak dipandang.

Share To

Favorites More

Social Network