Ikatlah Ilmu Yang Kamu Miliki Dengan Menulis, Ingatlah Ilmu Yang Kamu Miliki Dengan Berbagi

Selasa, 16 April 2013

Komponen Dasar Kamera DSLR




Setelah pada bagian pertama saya membahas mengenai apa itu kamera SLR dan DSLR serta istilah-istilah dasarnya, sekarang saya akan membahas mengenai komponen-komponen dasar yang terdapat pada kamera DSLR.
Komponen-komponen tersebut antara lain:
1.      Lensa Kamera
Ketika membeli kamera DSLR kita biasanya akan ditanya oleh penjual apakah akan membeli body kamera saja atau kit [kamera+lensa], hal ini dikarenakan kamera DSLR dapat dipisahkan antara kamera dan lensanya. Beberapa kamera DSLR dapat menggunakan lensa yang berbeda merek, dan ada yang tidak bisa sama sekali. Ada kamera DSLR yang sudah dilengkapi dengan motor autofocus ada juga yang belum memilikinya.
Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya hingga mampu mencetak gambar pada medium penangkap [film atau CCD/CMOS]. Pada bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin yaitu cincin panjang focus, cincin diafragma dan cincin focus.
Pada dunia fotografi terdapat berbagai macam lensa, diantaranya adalah:
·         Fix lens [Lensa standar], lensa normal berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
·         Wide angle lens [lensa sudut lebar], berguna untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Lensa ini membuat subjek terlihat lebih kecil daripada ukuran sebenarnya, sehingga kita dapat memotret banyak orang yang berjajar dalam satu ruangan yang sempit. Semakin pendek jarak fokusnya semakin lebar pandangannya. Lensa ini sangat tepat digunakan untuk acara seminar dalam ruangan dan pernikahan. Adapaun ukuran lensa ini mulai dari 17mm, 24mm, 28mm, dan 35mm.
·         Fish Eyes Lens [lensa mata ikan], lensa ini masuk ke dalam kategori wide angle lens dengan diameter 14mm, 15mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat dengan hasil gambar melengkung.
·         Tele lens [Lensa tele], lensa ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari wide angle lens. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek foto yang jauh, dan mempersempit sudut pandang. Lensa ini berguna untuk melakukan hunting foto terhadap objek yang jauh seperti di pegunungan, hutan, pantai dan lainnya.  Lensa ini biasanya berukuran 70mm ke atas.
·         Lensa zoom, lensa ini merupakan gabungan antara wide angle lens, fix lens dan tele lens. Ukuran lensa tidak fix misalkan antara 80-200mm, oleh karena itu lensa ini cukup flexible dan memiliki range lensa yang cukup lebar.
·         Lensa makro, lensa ini biasanya digunakan untuk memotret benda-benda yang sangat kecil.
2.      Viewfinder [pembidik]
Viewfinder merupakan komponen yang penting pada kamera DSLR, ada dua sistem bidikan kamera, yaitu: a) viewfinder type [jendela bidik yang terpisah dari lensa]; dan b) reflex type [bidikan lewat lensa].
Kamera SLR/DSLR menggunakan type yang kedua, mata seorang fotografer akan melihat melalui lensa. Hal ini dapat menghindarkan parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak dapat melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak.
3.      Jendela bidik
Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya  memuat penemuan jarak [range-finder], pilihan diafragma, shutter speed dan pencahayaan [exposure].
4.      Fokus
Merupakan bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan tidak burem.
5.      Shutter Speed
Merupakan kecepatan kamera dalam membuka dan menutup lensa, sehingga mempengaruhi banyaknya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Skala shutter speed biasanya dimulai dengan B, ¼, ½ sampai 1/1000, hal ini mengartikan kecepatan pembukaan lensa, misalkan shutter speed yang kita pilih ½ maka shutter akan terbuka selama ½ detik.
Sedangkan tanda B berarti Bulb yang mengartikan shutter akan terbuka ketika kita menekan tombol dan menutup kembali ketika kita melepas tombol shoot. Yang pelu kita ingat adalah semakin lama kecepatan shutter speed yang kita pilih semakin banyak cahaya yang akan masuk ke dalam kamera.
Speed cepat dapat digunakan untuk mengambil objek foto yang bergerak. Namun, beberapa fotografer dapat memperoleh efek foto indah dengan memainkan speed, seperti menggunakan speed lambat kepada objek foto yang bergerak maka akan memperoleh gambar objek yang kabur namun background terlihat jelas.
Atau dengan menggunakan metode panning, yaitu menggerakan kamera bertepatan dengan menekan tombol mengikuti pergerakan objek foto. Metode ini dapat menghasilkan foto yang indah, yaitu objek foto yang bergerak akan jelas terlihat namun background menjadi blur.
6.      Diafragma
Diafragma biasa dikenal dengan kata aperture, memiliki fungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera. Di kamera SLR/DSLR penulisan diafragma menggunakan lambing F, dengan skala F/2, F/2.8, F/4, F/16 dan seterusnya.
Cara bekerja diafragma ini adalah semakin kecil nilai F maka bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga cahaya yang masuk semakin banyak, dengan artian hasil foto akan terlihat lebih terang.
Diafragma kecil biasanya digunakan untuk hasil foto yang tajam baik dari depan maupun background dan biasa digunakan untuk foto landscape yang membutuhkanhasil detail.
Diafragma besar biasanya digunakan untuk hasil foto dengan subjek yang tajam dan background blur.
7.      Depth of Field
Depth of field adalah besarnya jarak antara subjek yang paling jauh maupun paling dekat yang dapat terkena fokus tajam pada sebuah foto. Misalkan kita memotret barisan manusia, maka hasilnya akan terlihat manusia paling depan dan beberapa di dekatnya akan terlihat jelas, namun semakin ke belakang foto manusia akan terlihat blur. Fungsi dari depth of field adalah mengaburkan latar belakang yang dianggap tidak sesuai dengan subjek.
8.      Pencahayan [exposure/ISO]
Merupakan kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk, exposure [ISO] diukur dengan alat yang disebut light meter. Jika ligh meter menunjukkan kekurangan cahaya maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma [F] dan memperlambat shutter speed. Namun, jika light meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita dapat memperbesar diafragma [F] dan mempercepat shutter speed.
Penggunaan ISO yang tepat adalah apabila kita menggunakan ISO yang tinggi maka kita hanya memerlukan sedikit cahaya agar gambar yang dihasilkan jelas. Sedangkan, apabila ISO rendah maka kita memerlukan cahaya yang banyak agar gambar menjadi jelas.
Demikianlah komponen-komponen dasar yang harus diketahui bagi fotografer pemula agar dapat menghasilkan gambar yang baik dan enak dipandang.

0 komentar:

Posting Komentar

Share To

Favorites More

Social Network