Dalam hidup ini orang bodoh akan dikalahkan oleh orang pintar. Namun, orang pintar akan dikalahkan oleh orang yang ahli dalam satu bidang. Tidak berhenti sampai disitu orang ahli akan dikalahkan oleh orang yang beruntung.
Wooow…begitu indahnya menjadi orang beruntung. Bagaimana tidak, dengan melakukan maupun tidak melakukan suatu tindakan atau suatu usaha tetap memperoleh hasil terbaik yang diinginkan. Bayangkan seorang sales yang beruntung, dia hanya berdiri saja, atau hanya mengaktifkan teleponnya saja, banyak konsumen yang mendekati dia dan membeli produk darinya. Padahal kawan-kawanya dengan usaha sekeras-kerasnya, menerapkan teori penjualan dan pemasaran yang diberikan, tetap sulit memperoleh konsumen.
Orang beruntung pada dasarnya memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk memiliki kelebihan tersendiri, dimana aliran rezeki, jodoh dan kehidupannya selalu sesuai dengan keinginannya.
Tetapi tahukah kawan! Terutama kawan-kawan yang beragama Islam, ternyata Islam senantiasa menyuruh kita untuk menjadi orang yang beruntung. Hal ini diketahui dari selalu adanya peringatan dalam beberapa kalimat Al-Qur’an yang berbunyi”…Celakalah orang-orang yang merugi...”. Di sini terlihat bahwa Islam melarang umatnya menjadi orang yang merugi.
Selain memberikan peringatan Al-Qur’an juga membahas mengenai bagaimana caranya agar kita senantiasa menjadi orang yang beruntung. Syarat atau petunjuk yang diberikan tidak sulit, coba kawan-kawan lihat di dalam Al-Qur’an Surah AL-MU’MINUUN Ayat 1-11, disana dijelaskan bagaimana menjadi orang yang beruntung. Adapun persayaratannya adalah:
1. Seorang yang beruntung harus memiliki keimanan yang kuat terhadap keberadaan Sang Pencipta Alam Semesta dan Segala Isinya yaitu Allah SWT.
2. Untuk menjadi orang yang beruntung kita harus menjadi orang yang beriman terlebih dahulu, dan cara menjadi orang yang beriman, pertama adalah dengan menjalankan ibadah secara khusyu dan sungguh-sungguh. Berdoa dan memohonlah kepada Allah dengan hati yang bersih dan perasaan takut kepada Allah SWT.
3. Syarat kedua menjadi orang yang beriman adalah berusaha menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, perbuatan bathil, menghina orang lain, syirik, dengki dan menggunjing/bergosip, serta tindakan lainnya yang dapat merugikan dan menyakiti hati orang lain.
4. Syarat ketiga menjadi orang yang beriman adalah menunaikan zakat. Semakin banyak kita memberi dan menolong kepada orang lain, semakin beriman dan semakin keberuntungan akan mendekati kita, itu janji Allah loch, bukan perkataan saya.
5. Syarat keempat, adalah menjauhi perbuatan zina dan maksiat yang sangat diharamkan oleh Allah SWT kecuali hubungan yang dihalalkan dalam hal ini pernikahan.
6. Syarat kelima, menjaga amanat dan tanggung jawab yang diberikan dan dipercayakan kepada kita. Baik, oleh keluarga, masyarakat, perusahaan atau pihak manapun, amanat dan tanggung jawab harus dapat dipegang teguh dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
7. Syarat keenam, senantiasa melakukan dan menjaga ibadah khususnya shalat wajib. Sehingga kita senantiasa terjaga hubungan kepada Allah, dan tidak bosannya menyembah, memohon ampun dan memohon pertolongannya.
Nah ,,, berdasarkan ulasan Ayat di atas jelas sudah, Allah menyatakan bahwa keberuntungan itu bukanlah sesuatu yang datang secara sendirinya, dan bukanlah sesuatu yang hanya dapat diperoleh orang-orang tertentu saja. Namun, siapapun yang ingin menjadi beruntung bisa memperolehnya. Syaratnya yang dengan menjadi orang yang beriman dan menjalankan keenam syarat diatas.
0 komentar:
Posting Komentar